ulat

hanifader
2 min readOct 8, 2021

--

kemarin dan hari ini aku mengamati ulat di depan rumah. kemarin ada 3 besar-besar (betulan, kurang lebih 8 cm). kukira kemarin akan jadi hari terakhirnya sebagai ulat, tetapi hari ini ternyata masih ada 3 juga. jenisnya sama semua; bertanduk, warna hitam diselingi oranye. mereka senang makan daun dan makannya cepat sekali langsung hap-hap, gak kayak manusia yang ada tahap mengunyah dan menelan — yang untukku terkadang menjadi tahapan paling malas dalam proses makan. kakinya lucu, bisa keluar-masuk kapan pun dibutuhkan untuk berpijak.

yang ada di gambar ini cukup kecil, namanya si petualang. dia mendapatkan namanya karena pagi-pagi aku menemukan dia di tembok garasi, jauh dari dedaunan. lalu aku pindahkan dia ke dedaunan dan dia makan. siang-siang, aku menemukannya lagi di keset pintu rumah, padahal ada teras antara dedaunan dan pintu rumah. mungkin dia ingin melihat dunia seluas-luasnya sebelum berubah jadi kupu-kupu. tapi, apakah si petualang dan 2 temannya tahu bahwa mereka tidak akan selamanya menjadi ulat? dan kalau mereka tahu, apakah mereka tahu kapan tepatnya perubahan itu akan terjadi? apakah ketika dia berubah jadi kupu-kupu, warnanya akan sama seperti warnanya ketika masih menjadi ulat? atau adakah beberapa spesies ulat yang memang selamanya berbentuk ulat?

atau mungkin, semua manusia itu seperti ulat. semua manusia pasti akan jadi kupu-kupu, kita cuma belum tahu saja.

catatan nyempil, tadi aku juga menemukan kepik keren, warnanya bening (bukan warna sih, ya) dan kuning-hijau neon. mungkin dia spesies terancam atau malah belum pernah ditemukan, karena hasil pencarian di Google tidak muncul sesuai harapanku (atau aku saja yang payah mencarinya di Google, tapi setidaknya aku tidak payah mencarinya di kehidupan nyata). atau mungkin sebenarnya dia kepik biasa saja, cuma hari ini dia memutuskan untuk pakai outfit yang berbeda.

memikirkan kepik keren ini membuatku agak sedih karena mungkin nanti rumah ini akan berpindah tuan dan diolah menjadi sesuatu yang lain. bagaimana nasib kepik keren, musang, ulat, dan hewan-hewan lainnya yang kemarin-kemarin sering nongol di halaman rumah? semoga nanti mereka menemukan suaka yang bisa menjaga mereka.

--

--

hanifader
hanifader

Written by hanifader

excerpts from letters i'll never send and drafts i'll never publish

No responses yet